Rabu, 20 Juni 2012

JURNAL...Dirindu

Ridwan nama salah satu anak yang senantiasa mengisi hatiku dengan keceriannya, demikian pula dengan anak-anak didiku lainnya. Ridwan bertutur ia rindu denganku. Beberapa kali ia merajuk pada ibunya dan beberapa kali pula ia menjawab dengan janji dan penundaan. 
Hingga suatu ketika Ridwan sakit panas, dan ia mengatakan hal yang sama pada ibunya bahwa ia masih rindu dengan saya, dan bersikukuh untuk mengujungi saya.  Apabila tidak diantarkan, maka Ridwan akan jalan kaki ke rumah Bu Tari!!. Jam menunjukkan pukul 11.30 Ridwan hadir di muka rumah saya. Ibu Ridwan berututur asalan mengapa Ridwan mengunjungi saya dan juga sedikit cerita ancamannya. Saya menangis, begitu besar rindunya pada saya. 
Percakapan saya berlanjut, "Bagaimana sekolah di SD, Ridwan senang ya?", kemudian ia menjawab "Ih, susah banget Bu,  enakan di sini". "Loh kenapa begitu?" lanjut saya, "Iya Bu, susah banget, Ridwan ingin belajar dengan Bu Tari lagi, tapi kan gak bisa. Biarin deh Ridwan masuk perut Ibu lagi. Trus kan kecil lagi, lalu masuk sekolah Ibu Tari, habis senang sih di sini".
Saya terharu, mendengarnya menginat betapa ia datang pertama kali dengan sikap yang mencirikan ia anak pendiam. Namun saat ini, saya melihatnya sudah menjadi sosok anak yang percaya diri dalam berbicara. Subhanallah, tanpa KuasaNya mungkin saya tidak merasakan kebahagian ini. Kebahagiaan karena dirindukan oleh muridku.

(Dikisahkan oleh Ibu Sri Lestari Guru SBB Tapos) .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar