Sembilan
Pilar Karakter merupakan salah satu muatan utama dan ciri khas dari
Kurikulum Pendidikan Holistik Berbasis Karakter yang dikembangkan oleh
Indonesia Heritage Foundation. Tidak kurang dari 1700 sekolah Semai Benih
Bangsa yang sudah mendapat pelatihan dan mengadopsi kurikulum ini dari IHF,
sudah menerapkan pendidikan karakter di sekolahnya. Karakter adalah
prilaku baik yang memang harus dimiliki oleh setiap individu. Seseorang akan
dapat menjalani kehidupannya secara terarah manakala karakter yang
ada didalam dirinya sudah tertanam dengan kokoh dan tercermin dari tingkah
lakunya yang positif. 9 Pilar Karakter yang dikembangkan oleh IHF diambil dari
nilai-nilai kebaikan yang bersifat universal. 9 Pilar Karakter merupakan
tiang/pondasi perilaku yang harus kita perkokoh didalam diri para peserta
didik. Adapun sembilan Pilar Karakter yang dirumuskan oleh IHF, yakni : Pilar
pertama, Cinta Tuhan dan Segenap CiptaanNya; Pilar kedua,
Kemandirian, Disiplin, dan Tanggung Jawab; Pilar ketiga,
Kejujuran, Amanah, dan Berkata Bijak; Pilar keempat, Hormat
dan Santun; Pilar kelima, Dermawan, Suka Menolong, dan Kerja
Sama; Pilar keenam, Percaya Diri, Kreatif, dan Pantang
Menyerah; Pilar ketujuh, Kepeminpina dan Keadilan; Pilar
kedelapan, Baik dan Rendah Hati; Pilar kesembilan,
Toleransi, Kedamaian, dan Kesatuan; K4 (Kebersihan,
Kerapian, Kesehatan, dan Keamanan). Pilar
Karakter ini ditanamkan kedalam diri para siswa melalui dua teknik, yaitu
teknik secara formal dan secara non formal.Metode Penerapan Pilar Karakter
Bagaimana
cara mengajarkan Karakter pada anak-anak, khususnya anak usia dini?. Ternyata
hal ini tidaklah rumit asalkan dilaksanakan secara konsisten dan terarah. Pilar
Karakter ditanamkan oleh Guru pada setiap harinya, dipagi hari dengan durasi
waktu antara 10 – 15 menit. Pilar Karakter ini ditanamkan kedalam diri para
siswa melalui dua teknik, yaitu teknik secara formal dan secara non formal.
Teknik pengaliran pilar karakter secara formal dibagi menjadi dua metode, yakni
metode knowing-felling dan metode acting-feeling. Metode knowing-feeling bertujuan
untuk memberikan pemahaman kepada anak mengenai suatu nilai karakter tertentu,
yang dibarengi dengan menggali dan menggugah perasaan anak terkait pelaksanakan
nilai tersebut. Media yang digunakan untuk metode knowing-feeling berupa
buku pilar karakter, buku cerita, boneka angan, boneka jari atau wayang.
Sedangkan untuk metode acting-feeling bertujuan agar anak
mampu melakukan/ mempraktekkan nilai karakter yang sudah ia fahami dan
mengenali perasaan yang muncul saat melakukan kebaikan.
Untuk
teknik pengaliran pilar secara non-formal, terintegrasi sepanjang kegiatan
di sekolah, melalui pujian efektif, penyelesaian masalah anak dll. Dalam satu
semester, ada lima Pilar Karakter yang disampaikan, sehingga 9 Pilar Karakter +
K4 bisa ditanamkan kepada peserta didik dalam jangka waktu satu tahun ajaran.
Dan untuk satu Pilar Karakter, waktu penyampaiannya sekitar 2-4 minggu,
tergantung dengan berapa banyak konsep pada setiap Pilar nya.
Thank's Infonya Bray .. !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id